Postingan ini membuat saya tersenyum sendiri betapa katroknya saya dulu waktu naik KRL untuk pertama kalinya. Saya naik KRL pertama kali sekitar Bulan Januari 2016. Waktu itu saya naiknya dari Stasiun Jatinegara menuju Stasiun Bogor. Karena belum berani transit atau pindah kereta, alhasil saya naik kreta dari Jatinegara ke Bogor menghabiskan waktu sekitar 2 jam an, padahal jika tau bagaimana cara transit pasti akan lebih menghemat waktu.
Kesan pertama saya naik KRL adalah "cepat", karena setiap kali berhenti di stasiun, kereta tidak pernah berhenti lebih dari 1 menit. Makanya Anda tidak bisa berlama-lama dan berjalan santai kalau ingin naik kereta ini. Kitapun harus beradu cepat dengan penumpang lain supaya mendapatkan tempat duduk, kalau tidak dapat tempat duduk dapat dipastikan Anda akan berdiri sambil bergelantungan pada pegangan yang sudah disediakan. Saat memilih tempat dudukpun Anda tidak bisa sembarangan duduk, ada tempat duduk biasanya berwarna merah yang khusus diperuntukkan bagi penyandang disabilitas, orang tua, dan ibu hamil. Setiap kereta memiliki beberapa gerbong, dan ada 2 gerbong yang ditempatkan paling depan dan paling belakang yang dikhususkan untuk penumpang perempuan, biasanya gerbongnya berwarna pink.
Salah satu sudut di Stasiun Bogor |
Langkah yang bisa diambil untuk naik KRL adalah:
Pertama...
Siapkan uang pecahan Rp 5.000 atau Rp 10.000 atau Rp 20.000 untuk pembelian 1 tiket. Tentukan dulu di stasiun mana Anda akan berhenti. Jangan kelamaan mikir, mesinnya juga tidak mau menunggu lama-lama.
Kedua...
Siapkan uang pecahan Rp 5.000 atau Rp 10.000 atau Rp 20.000 untuk pembelian 1 tiket. Tentukan dulu di stasiun mana Anda akan berhenti. Jangan kelamaan mikir, mesinnya juga tidak mau menunggu lama-lama.
Kedua...
Membeli tiket elektronik di loket. Tapi sekarang di beberapa stasiun KRL sudah banyak loket yang digantikan dengan mesin otomatis, menurut saya terkesan lebih modern dengan basis teknologi. Walaupun sudah ada mesin loket, Anda tetap tidak bisa terhindarkan dari yang namanya mengantri. Tetap harus antri biar tertib. Pada jam-jam tertentu, misalkan jam berangkat/atau pulang kantor, loket ini selalu rame. Tidak hanya lokaetnya, keretanyapun juga akan penuh sesak dengan penumpang.
Antrian Membeli tiket KRL |
Kartu KRL ada 2 jenis, ada kartu berlangganan yang harganya Rp 40.000 dan bisa diisi ulang, kemudian satunya lagi kartu yang sekali pakai harganya antara Rp 13.000 - Rp 15.000 bergantung dari jauh dekatnya perjalanan, termasuk di dalamnya adalah uang jaminan kartu sebesar Rp 10.000 yang bisa diambil setelah sampai di stasiun tujuan.
Tempel kartu pada pintu masuk area KRL. Jika sudah berhasil terbuka biasanya lampu indikator akan menunjukkan warna hijau.
Keempat...
Masuk ke dalam kereta. Jika masih belum paham dengan jalur-jalur kereta lebih baik tanya kepada petugas di kereta mana seharusnya kita naik. Disini saya juga masih sering bingung soalnya, takut kalau salah naik kereta, hihihi.
Kelima...
Ingat-ingat terus di stasiun mana Anda akan turun. Saya sarankan Anda untuk mendownload aplikasi KRL yang sudah banyak beredar di play store. Di aplikasi tersebut nanti Anda akan mengetahui stasiun mana saja yang akan Anda lewati.
Keenam...
Setelah turun dari kereta di stasiun tujuan, Anda bisa keluar lewat pintu keluar dengan menempelkan kartu yang tadi, nanti otomatis pintu akan terbuka.
Ketujuh...
Menuju ke loket untuk meminta kembalian uang jaminan kartu. Atau bisa juga meng
Berikut ini akan saya tampilkan beberapa foto mesin untuk membeli kartu KRL.
Petugas akan membantu proses pembelian kartu dan pengambilan kartu jaminan |
Mesin untuk membeli kartu |
Beberapa menu pada layar sentuh |
Tempat memasukkan uang atau kartu |
Peta rute KRL |